Rabu, 29 April 2009

ASPEK IBADAT, LATIHAN SPIRITUIL DAN AJARAN MORAL

Manusia dalam faham Islam, sebagai halnya dalam agama monoteisme lainnya, tersusun dari dua unsur, unsur jasmani dan unsure rohani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan materil, sedangkan Rata Penuhroh manusia bersifat immateri dan mempunyai kebutuhan spirituil. Badan, karena mempunyai hawa nafsu, bisa membawa pada kejahatan, sedang roh, karena berasal dari unsur yang suci, mengajak kepada kesucian. Kalau seseorang hanya mementingkan hidup kematerian ia mudah sekali dibawa hanyut oleh kehidupan yang tidak bersih, bahkan dapat dibawa hanyut kepada kejahatan. Oleh karena itu pendidikan jasmani manusia harus disempurnakan dengan pendidikan rohani. Pengembangan daya-daya jasmani seseorang tanpa dilengkapi dengan pengembangan daya rohani akan membuat hidupnya berat sebelah dan kehilangan keseimbangan. Orang yang demikian akan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidup duniawi, apalagi kalau hal itu membawa kepada perbuatan-perbuatan tidak baik dan kejahatan.

Dalam Islam ibadatlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia itu. Semua ibadat yang ada dalam Islam, salat, puasa, haji dan zakat, bertujuan membuat roh manusia supaya senantiasa tidak lupa pada Tuhan, bahkan senantiasa dekat pada-Nya. Di antara ibadat Islam, sholatlah yang membawa manusia terdekat kepada Tuhan. Di dalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan dan dialog berlaku antara dua fihak yang saling berhadapan. Dalam shalat manusia memang berhadapan dengan Tuhan. Dalam shalat seseorang melakukan halhal berikut: memuja ke-Maha Sucian Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan, memohon supaya dilindungi dari godaan syetan, memohon diberi ampun dan dibersihkan dari dosa, memohon supaya diberi petunjuk kepada jalan yang benar dan dijauhkan dari kesesatan dan perbuatan-perbuatan tidak baik, perbuatan-perbuatan jahat dan sebagainya. Pendek kata dalam dialog dengan Tuhan itu seseorang meminta supaya rohnya disucikan. Dialog ini wajib diadakan lima kali sehari, dankalau seseorang lima kali sehari dengan sadar memohon pensucian roh.
Puasa juga merupakan pensucian roh. Di dalam berpuasa seseorang harus menahan hawa nafsu makan, minum dan seks. Di samping itu ia juga harus menahan rasa amarah, keinginan mengatai orang, bertengkar dan perbuatan-perbuatan kurang baik lainnya. Latihan jasmani dan rohani di sini bersatu dalam usaha mensucikan roh manusia. Di bulan puasa dianjurkan pula supaya orang banyak bershalat dan membaca Al-Qur-an, yaitu hal-hal yang membawa orang dekat kepada Tuhan. Latihan ini disempurnakan dengan pernyataan rasa kasih kepada anggota masyarakat yang lemah kedudukan ekonominya dengan mengeluarkan zakat fitrah bagi mereka. lbadat haji juga merupakan pensucian roh. Dalam mengerjakan haji di Mekkah, orang berkunjung ke Baitullah (Rumah Tuhan dalam arti rumah peribadatan yang pertama didirikan atas perintah Tuhan di dunia ini). Sebagai dalam shalat, orang di sini juga merasa deka sekali dengan Tuhan. Bacaanbacaan yang diucapkan sewaktu mengerjakan haji itu juga merupakan dialog antara manusia denga Tuhan.
Ibadat dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Tuhan disembah dalam arti penyembahan yang terdapat dalam agama-agma primitif. Pengertian serupa ini adalah pengertian yang tidak tepat. Betul ayat 56 dari Surat Al-Zariat mengatakan : dan ini diartikan bahwa manusia diciptakan semata-mata untuk beribadat kepada Tuhan yaitu mengerjakan shalat, puasa, haji dan zakat. Soal ibadah memang
amat penting artinya dalam sejaran Islam, tetapi mestikah kata " " di sini berarti beribadat, mengabdi atau menyembah ? Sebenarnya Tuhan tidak berhajat untuk disembah atau dipuja manusia. Tuhan adalah Maha Sempurna dan tak berhajat kepada apapun. Oleh karena itu kata " ” disini lebih tepat kalau diberi arti lain daripada arti beribadat, mengabdi, memuja, apalagi menyembah. Lebih tepat kelihatannya kalau kata itu diberi arti tunduk dan patuh dan kata memang mengandung arti tunduk dan patuh sehingga arti ayat itu menjadi :
‘Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan patuh kepadaKu’.
Arti ini lebih sesuai dengan arti yang terkandung dalam kata muslim dan muttaqi, yaitu menyerah, tunduk dan menjaga diri dari hukuman Tuhan di Hari Kiamat dengan mematuhi perintah-perintah dan larangan-larangan Tuhan. Dengan lain kata, manusia diciptakan Tuhan sebenarnya ialah untuk berbuat baik dan tidak untuk berbuat jahat, sungguhpun di dunia ada manusia yang memilih kejahatan.
Selanjutnya arti sembah dan sembahyang diberikan kepada " " dan " " juga membawa kepada faham yang tidak tepat: Kata sembahyang berasal dari suatu bahasa yang memakai falsafat lain dari falsafat Islam. Sembahyang mengandung arti menyembah kekuatan gaib dalam faham masyarakat animisme dan politeisme. Dalam falsafat masyarakat serupa ini kekuatan gaib yang demikian ditakuti dan mesti disembah dan diberi sesajen agar ia jangan murka dan jangan membawa bencana bagi alam.
Dalam Islam Tuhan bukanlah merupakan suatu zat yang ditakuti tetapi suatu zat yang dikasihi. Ini ternyata dari ucapan : “ “, yang tiap hari berkali-kali dibaca umat Islam. Rahman dan Rahim berarti pengasih lagi Penyayang, jadi bukan Tuhan yang ditakuti, tetapi Tuhan yang dikasihi manusia.


MUHASABAH WAKTU KITA SHOLAT
Sehari = 24 jam
Satu tahun = 12 bulan = 52 minggu = 365 hari
RATA RATA UMUR MANUSIA
“Umur umatku berkisar antara 60-70 tahun. Sangat sedikit diantara mereka yang umurnya melampaui kisaran itu.” (HR. at-Tirmidzi 3550, Ibnu Hibban 7/246 dan Ibnu Majah 4236, shahih).
BALIGH
Baligh: permulaan untuk seseorang diperhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia.Laki-laki baligh 15 tahun. Wanita baligh 12 tahun. Usia yang ada untuk beribadah kepada-Nya, rata-ratanya:
Sisa usia : 65 - 15 = 50 tahun ( Laki-Laki)
Sisa usia : 65 - 12 = 53 tahun ( Wanita)

Berapa banyak shalat dalam 53 tahun?
1 shalat = 10 menit…..(kira-kira)
5 x shalat (Isya', subuh, dzuhur, ashar, maghrib) = 50 menit

Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai untuk shalat = 50 tahun x 365 hari x 50 menit= 912500 menit = 15208,33 jam = 633,68 hari = 1,73 tahun atau dibulatkan 1 tahun 266 hari

Dalam waktu 53 tahun waktu yang terpakai untuk shalat = 53 tahun x 365 hari x 50 menit= 967250 menit = 16120,83 jam = 671,70 hari = 1,84 tahun atau dibulatkan 1 tahun 306 hari

Jadi dalam 65 tahun pria hanya menghabiskan 1 tahun lebih 266 hari untuk melakukan sholat atau menghabiskan sekitar 2,66 % dari usianya.

Sedangkan untuk yang wanita dalam 65 tahun sholat menghabiskan waktu sekitar 1 tahun lebih 306 hari atau sekitar 2,83 % hidupnya.

Demikian semoga menjadi renungan kita sebagai muslim mempergunakan masa hidup kita dengan sebaik-baiknya seimbang dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar: