Minggu, 10 Mei 2009

ASPEK SEJARAH DAN KEBUDAYAAN

Tahun Islam dimulai dengan hijrah Nabi Muhammad s.a dari Mekkah
ke Medinah di tahun 622 M. Di Mekkah terdapat kuasaan kaum Quraisy yang
kuat dan yang pada waktu itu belum dapat dipatahkan Islam. Di Medinah
sebaliknya tidak terdapat kekuasaan yang demikian, bahkan di sana akhirnya
Nabi Muhammad yang memegang tampuk kekuasaan. Dengan beradanya
kekuasaan ditangan beliau, Islampun lebih mudahlah dapat disebarkan
sehingga akhirnya Islam pernah menguasai daerah-daerah yang dimulai dari
Spanyol di sebelah Barat sampai ke Filiphina di sebelah Timur, dari Afrika
Tengah di sebelah Selatan sampai ke Danau Aral di belah Utara.
Sejarah Islam sekarang telah berjalan dekat empat belas abad
lamanya. Sebagai halnya dengan sejarah tiap umat, sejarah Islam dapat dibagi
ke dalam periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.
I. Periode Klasik : 650 - 1250 M.
Periode Klasik ini dapat pula dibagi ke dalam dua masa, masa Kemajuan
Islam I dan masa Disintegrasi.
1. Masa Kemajuan Islam I : 650 - 1000 M.
Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan ke-emasan Islam.
Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad wafat di tahun 632 M.,
seluruh Semenanjung Arabia telah tunduk ke bawah kekuasaan Islam.
Ekspansi ke daerah-daerah di luar Arabia dimulai di zaman Khalifah
pertama, Abu Bakar Al-Siddik.
Khulafa Al-Rasyidin.
Abu Bakar menjadi Khalifah di tahun 632 M., tetapi dua tahun
kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat itu banyak
dipergunakan untuk menyelesaikan perang riddah, yang ditimbulkan oleh
suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Medinah.
Usaha-usaha yang telah dimulai Abu Bakar ini dilanjutkan oleh
Khalifah kedua, Umar Ibn Al-Khattab (634 - 644 M). Di zamannyalah
gelombang ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh di tahun 635
M. dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah dipertempuran
Yarmuk, daerah Suria jatuh ke bawah kekuasaan Islam.
Dengan memakai Suria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir
di bawah pimpinan Ibn Al-Aas dan ke Irak dibawah pimpinan Sa'd Ibn Abi
Al-Waqqas. Babilon di Mesir dikepung di tahun 640 M. Sementara itu
tentara Bizantium di Heliopolis dikalahkan dan Alexandria kemudian
menyerah di tahun 641 M.
Tempat perkemahan Amr Ibn Al-Aas yang terletak di luar tembok
Babilon, menjadi ibu kota dengan nama Al-Fustat.
Al-Qadisiyah, suatu kota dekat Al-Hirah, di Irak jatuh di tahun 637 M
dan dari sana serangan dilanjutkan ke Al-Madain (Ctesiphon), Ibu kota
Persia, yang dapat dikuasai pada tahun itu juga. Ibu kota baru bagi daerah
ini ialah Al-Kufah, yang pada mulanya merupakan perkemahan militer
Islam di daerah Al-Hirah. Setelah jatuhnya Madain, Raja Sasan Yazdagrid
III, lari ke sebelah Utara. Di tahun 641 M., Mosul (didekat Niniveh) dapat
pula dikuasai.
Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini, kekuatan Islam
dibawah Khalifah Umar, telah meliputi selain Semenanjung Arabia, juga
Palestina, Suria, Irak, Persia dan Mesir.
Di zaman Usman Ibn Affan (644-656 M) Tripoli, Ciprus beberapa
daerah lain dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai
disini. Di kalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan karena soal
pemerintahan dan dalam kekacauan yang timbul Usman mati terbunuh.
Sebagai pengganti Usman; Ali Ibn Abi Talib menjadi Khalifah
keempat (656 - 661 M) tetapi mendapat tantangan dari pihak dukung
Usman, terutama Mu’awiah, Gubernur Damaskus, dari golongan Talhah
dan Zubeir di Mekkah dan dari kaum Khawarij. Ali, sebagaimana Usman,
mati terbunuh, dan Mu'awiah menjadi Khalifah ke-lima : Mu'awiah
selanjutnya membentuk Dinasti Bani Umayyah (661- 750 M) dan ekspansi
gelombang kedua terjadi di zaman Dinasti ini.
Di antara sebab-sebab yang membuat ekspansi Islam ke daerah
Semenanjung Arabia demikian cepat adalah hal-hal berikut :
1. Islam mengandung ajaran-ajaran dasar yang tidak hanya
mempunyai sangkut paut dengan soal hubungan manusia dengan Tuhan
dan soal hidup manusia sesudah hidup pertama sekarang. Tetapi Islam,
sebagai kata H.A.R. Gibb, adalah agama yang mementingkan soal
pembentukan masyarakat yang berdiri sendiri lagi mempunyai sistem
pemerintahan, undang-undang dan lembaga-lembaga sendiri).
2. Dalam hati para sahabat Nabi Muhammad seperti Abu Bakar,
Umar, dan lain-lain terdapat keyakinan yang tebal tentang kewajiban
menyampaikan ajaran-ajaran Islam, sebagai agama baru, keseluruh
tempat.
3. Kedua negara itu pada zaman itu telah memasuki fase
kelemahannya. Kelemahan itu timbul bukan hanya karena peperangan,
yang telah semenjak beberapa abad senantiasa terjadi antara keduanya,
tetapi juga karena faktor-faktor dalam negeri.
Pertentangan agama Bizantim terjadi antara faham resmi yang
dianut Kerajaan dan aliran Monofisit serta aliran Nestor. Menurut Gereja
resmi dalam diri Jesus terdapat dua sifat, sifat ketuhanan dan sifat
kemanusiaan. Dalam pada itu Gereja resmi ini memberi tekanan pada sifat
kemanusiaan Jesus. Menurut aliran Monofisit, yang banyak dianut di
Mesir, Suria dan Armenia, Tuhan menjelma dalam diri Jesus.
Di Persia, dalam peperangan dengan Bizantium, Raja Chosrus
(590-625 M) dikalahkan oleh Raja Heraclitus.
Di samping itu terdapat pula di
Persia pertentangan antara pengikut-pengikut Zoroaster dan umat Kristen
dengan aliras Nestor dan Monofisitnya.
4. Dengan adanya usaha-usaha Kerajaan Bizantium untuk
memaksakan aliran yang dianutnya kepada rakyat yang diperintah rakyat
merasa hilangnya kemerdekaan beragama bagi mereka.
5. Sebaliknya Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya
dengan tidak memaksa rakyat untuk merobah agamanya dan kemudian
masuk Islam. Dalam Al-Qur-an memang ditegaskan bahwa tidak ada
paksaan dalam soal agama. Yang diwajibkan bagi Islam, ialah
menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia, dan
selanjutnya terserahlah kepada yang bersangkutan untuk masuk Islam
atau tidak masuk Islam.
Oleh sebab itu datangnya Islam ke daerah-daerah tersebut tidak
mendapat tantangan dari rakyat, bahkan terkadang mendapat bantuan.
6. Daerah-daerah yang dikuasai Islam seperti Mesir, Suria, Irak, dan
lain-lain penuh dengan kekayaan. Kekayaan yang diperoleh umat Islam di
daerah-daerah itu membuat ekspansi seterusnya mudah mendapat bea
yang diperlukan.
Inilah beberapa dari sebab-sebab yang membawa kepada cepatnya
kekuasaan Islam meluas ke daerah-daerah di luar Semenanjung Arabia.
Bani Umayyah.
Dinasti Bani Umayyah yang didirikan oleh Mu'awiah berumur kurang
lebih 90 tahun dan di zaman ini ekspansi yang terhenti di zaman kedua
Khalifah terakhir dilanjutkan.
Khalifah-khalifah besar dari Dinasti Bani Umayyah adalah Mu'awiah
Ibn Abi Sufyan (661 - 680 M.), Abd Malik Ibn Marwan (685 - 705 M),
Al-Walid Ibn Abd Al-Malik (705 - 715 M), Umar lbn Al-Aziz (717-720 M)
dan Hisyam Ibn Abd Al-Malik (724- 743 M).
Angkatan Lautnya mengadakan serangan-serangan ke ibu kota
Bizantium, Konstantinopel.
Ekspansi ke Timur diteruskan di zaman Abd Al-Malik di bawah
pimpinan AI-Hajjaj Ibn Yusuf
Ekspansi ke Barat terjadi di zaman Al-Walid. Musa Ibn Nusayr
menyerang Jazair dan Niarokko dan setelah dapat menundukkannya
mengangkat Tariq Ibn Ziad sebagai wakil untuk memerintah daerah itu.
Tariq kemudian menyeberang selat yang terdapat antara Marokko dengan
benua Eropah, dan mendarat di suatu tempat yang kemudian dikenal
dengan namanya Gibraltar (Jabal Tariq).
Spanyol menjadi daerah Islam.
Serangan ke Perancis, dengan melalui pegunungan Piranee, utama
dilakukan oleh Abd Al-Rahman Ibn Abdullah Al-Ghafiq zaman Umar Ibn
Abd A1-Aziz
Daerah-daerah yang dikuasai Islam di zaman Dinasti ini adalah
Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, sebahagian
dari Asia Kecil, Persia, Afghanistan, daerah yang sekarang disebut
Pakistan, Rurkmenia, Uzbek dan Kirgis (di Asia Tengah).
Ekspansi yang dilakukan Dinasti Bani Umayyah inilah membuat
Islam menjadi negara besar di zaman itu. Dari persatuan berbagai bangsa
di bawah naungan Islam, timbullah benih-benih kejiayaan dan peradaban
Islam yang baru, sungguhpun Bani Umayyah lebih banyak memusatkan
perhatian kepada kebudayaan Arab.
Perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa
riawi ke bahasa Arab dimulai oleh Abd Al-Malik.
Perhatian kepada syair Arab Jahiliyah timbul kembali dan penyair penyair
Arab barupun timbul pula seperti Umar Ibn Abi Rabiah (w.719 M.),
JamiI A1-Udhri (w.701 M.), Qays Ibn Al-Mulawwah (w.699 M.) yang lebih
dikenal dengan nama Majnun Laila, Al-.Farazdaq (w.732 M.), Jarir
(w.792M.) dan Al-Akhtal (w.710 M.).
Juga perhatian kepada tafsir, fiqih dan ilmu kalam di zaman inilah
dimulai dan timbullah nama-nama seperti Hasan Al Basri, Shihab Al-Zuhri
dan Wasil Ibn Ata'. Yang menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan ilmiah ini
adalah Kufah dan Basrah di Irak.
Mesjid-mesjid pertama di luar Semenanjung Arabia juga dibangun di
zaman Dinasti Bani Umayyah. Katedral St. John di Damaskus dirobah
menjadi rnesjid, sedang Katedral yang ada di Hims dipakai sekaligus
untuk mesjid dan gereja.
Di Al-Quds (Jerusalem), Abd Al-Malik membangun mesjid Al-
Aqsa. Monumen terbaik yang ditinggalkan zaman ini untuk generasigenerasi
sesudahnya ialah Qubbah Al-Sakhr (Dome of the Rock) juga di
Al-Quds, ditempat yang menurut riwayatnya adalah tempat Nabi Ibrahim
menyembelih Ismail dan Nabi Muhammad mulai dengan mi'raj ke langit.
Mesjid Cordova juga di zaman inilah dibangun. Mesjid Mekkah dan
Medinah diperbaiki dan diperbesar oleh Abd Al-Malik dan Al-Walid.
Selain dari mesjid-mesjid, Dinasti Bani Umayyah juga mendirikan
istana-istana untuk tempat beristirahat di padang pasir, seperti Qusayr
Amrah dan AI-Mushatta yang bekas-bekasnya masih ada sampai
sekarang.
Di antara sebab-sebab yang membawa pada kelemahan dan
akhirnya kejatuhan Dinasti Bani Umayyah adalah hal-hal berikut :
1. Dari semenjak berdirinya, Dinasti Bani Umayyah telah menghadapi
tantangan-tantangan. Kaum Khawarij pada mulanya adalah
pengikut Ali, tetapi karena tidak setuju dengan politik Ali untuk mencari
penyelesaian secara damai dengan Mu'awiah tentang soal khilafah,
mereka keluar dari barisan Ali.
Sampai ke masa-masa terakhirnya, Dinasti Bani Umayyah.
senantiasa mendapat perlawanan dari kaum Khawarij.
2.Di zaman Bani Umayyah,
anak Zubeir, bernama Abdullah, meneruskan usaha orang tuanya untuk
merebut khilafah ke tangan fihak mereka, terutama sesudah Mu'awiah
meninggal dunia. Hejaz berdiri di belakang Abdullah Ibn Zubeir. Yazid Ibn
Mu'awiah mengirim tentara ke Medinah dan Mekkah untuk memukul
Abdullah dan dalam peperangan yang terjadi Ka'bah terbakar dan Al-Hajr
Al-Aswad kena pelor dan pecah menjadi tiga.
3. Tantangan keras yang akhirnya membawa kejatuhan Bani
Umayyah datang dari fihak golongan Syi'ah. Golongan Syiah adalah
pengikut-pengikut yang setia dari Ali Ibn Abi Talib dan berkeyakinan -
bahwa Allah sebenarnya yang harus menggantikan Nabi Muhammad
untuk menjadi Khalifah umat Islam. Perlawanan terhadap Bani Umayyah
dimulai oleh Husain.
Dalam pada itu perlawanan Syi'ah terhadap Bani Umayyah menjadi
bertambah gigih dan pengikutnya mulai meluas di kalangan umat Islam.
Pemberontakan-pemberontakan terjadi dan yang termasyhur ialah
pemberontakan Mukhtar di Kufah di tahun 685 - 687 M. Mukhtar mendapat
banyak pengikut di kalangan kaum Mawali, yaitu umat Islam bukan Arab
dan berasal dari Persia, Arfftenia dan lain-lain.
4. Pertentangan tradisionil antara suku Arab Utara dan suku Arab
Selatan mengacau ketenteraman pemerintah Bani Umayy kalau Khalifah
dekat dengan suku Arab Utara, suku Arab Sela merasa iri hati, dan
sebaliknya, kalau Khalifah mengutamakan si Arab Selatan, suku Arab
Utara merasa tidak senang. Peristiwa terkadang membawa kepada
pertempuran. Yazid Ibn Mu'awiah, umpamanya, memperoleh sokongan
dari Bani Kalb (suku Arab Selat dan ketika ia meninggal dunia, anaknya
Mu'awiah II tidak disokong oleh Bani Qasy (suku Arab Utara) malahan
memihak kepada Abdullah Ibn Zubeir, Khalifah saingan di Hijaz. Dan
ketika Marwan Ibn Hakam menjadi Khalifah sebagai pengganti dari
Mu'awiah II, pertempuran terjadi antara Bani Kalb dan Bani Qays di tahun
684 M. Dalam pertempuran ini Bani Kalb mengalami kekalahan. Peristiwaperistiwa
serupa ini selalu terjadi sampai ke masa-masa terakhir dari Bani
Umayyah.
5. Persaingan di kalangan anggota-anggota Dinasti Bani Umayyah
juga membawa kepada kelemahan kedudukan mereka. Dalam soal
penggantian Khalifah sokongan dari suku Arab terkuatlah yang pada
akhirnya menentukan siapa yang menjadi Khalifah.
6. Hidup mewah di istana memperlemah jiwa dan vitalitas anak-anak
Khalifah .
7. Akhirnya yang langsung membawa kepada jatuhnya kekuasaan
Bani Umayyah ialah munculnya satu cabang lain dari Quraisy, yaitu Bani
Hasyim sebagai saingan bagi Bani Umayyah dalam soal Khalifah atau
pemerintahan umat Islam. Gerakan ini dipelopori oleh Al-Abbas seorang
keturunan dari paman Nabi Muhammad, Al-Abbas Abd Al-Muttalib Ibn
Hasyim. Abu Al-Abbas mengadakan kerjasama dengan kaum Syi'ah.
Tidak lama kemudian
Damaskuspun jatuh. Khalafah Bani Umayyah digantikan oleh Khalifah
Bani Abbas.
Bani Abbas
Sungguhpun Abu Al-Abbaslah (750 - 754 M.) yang mendirikan
Dinasti Bani Abbas, tetapi pembina sebenarnya adalah Al-Mansur
(754 - 775 M.). Sebagai khalifah yang baru musuh-musuh ingin
menjatuhkannya sebelum ia bertambah kuat, terutama golongan Bani
Umayyah, golongan Khawarij, bahkan juga kaum Syi'ah. Kaum Syi'h,
setelah melihat bahwa Bani Abbas memonopoli kekuasaan mulai
mengambil sikap menentang.
Al-Mansur kelihatannya merasa kurang aman di tengah-tengah Arab,
maka ia dirikan ibu kota baru sebagai ganti Damaskus, Bagdad didirikan di
dekat bekas ibu kota Persia, Ctesiphon, pada tahun 762 M Bani Abbas
sekarang berada di tengah-tengah bangsa Persia. Untuk tentara
pengawalnya Al-Mansur juga tidak mengambil orang Arab, tetapi orang
Persia.
Dalam soal pemerintahan Al-Mansur mengadakan tradisi baru
dengan mengangkat wazir yang membawahi kepala-kepala Departemen.
Al-Ma.hdi (775 - 785 M.) menggantikan A1-Mansur sebagai Khalifah
dan di masanya, hidup perekonomian mulai meningkat. Pertanian
ditingkatkan dengan mengadakan irigasi dan penghasilan gandum, beras,
korma dan zaitun (olives) bertambah. Hasil pertambangan seperti perak,
emas, tembaga, besi dan lain-lain berkembangkan, Dagang transit antara
Timur dan Barat juga membawa kekay Basrah menjadi pelabuhan yang
penting.
Di zaman Harun A1-Rasyid (785 -809 M) hidup mewah sebagai yang
digambarkan dalam berita Seribu Satu Malam, sudah mesuki masyarakat.
Kekayaan yang banyak, dipergunakan AI-Rasyid juga untuk keperluan
sosial. Rumah sakit didirikan, pendidikan dokter dipentingkan, dan farmasi
dibangun. Diceritakan bahwa Bagdad mempunyai 800 dokter. Di samping
itu pemandian-pemandian umum juga didirikan. Harun AI-Rasyid adalah
Raja Besar di zaman itu hanya Charlemagne di Eropah yang dapat
menjadi saingannya.
Anaknya Al-Ma'mun (813 - 833 M.) meningkatkan perhatian pada
ilmu pengetahuan. Untuk menterjemahkan buku-buku kebudayaan Yunani
la menggaji penterjemah-penterjemah dari golongan Kristen, Sabi dan
bahkan juga penyembah bintang. Untuk itu ia dirikan Bait Al-Hikmah.
Di samping lembaga ini ia dirikan sekolah-sekolah. Al Ma'mun adalah
penganut aliran Mu'tazilah banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan
falsafat Turki. Di masanya Bagdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan
ilmu pengetahuan.
Khalifah AI-Mu'tasim (833 - 842 M.) sebagai anak dari ibu, berasal
Turki, mendatangkan orang-orang Turki untuk menjadi tentara
pengawalnya. Dengan demikian pengaruh Turki mulailah masuk ke pusat
pemerintahan Bani Abbas.
A1-Wathiq (842 - 847 M.), untuk melepaskan diri dari pengaruh
Turki, mendirikan ibu kota Samarra (Surra man ra’a = gembira orang yang
melihatnya) dan pindah dari Bagdad. Tetapi di sana khalifah-khalifah
bertambah mudah dapat dikuasai oleh tentera pengawal Turki tersebut.
Al-Mutawakkil (847 - 861 M) merupakan Khalifah besar trakhir dari
Dinasti Bani Abbas. Khalifah-khalifah yang sesudahnya ada umumnya
lemah-lemah dan tidak dapat melawan kehendak tentara pengawal dan
Sultan-sultan yang kemudian datang menguasai ibu kota. Ibu kota
dipindahkan kembali ke Bagdad oleh Mu'tadid (870 - 892 M.).
Khalifah terakhir sekali dari Dinasti Bani Abbas adalah Al-Musta’sim
(1242 - 1258 M.). Di zamannyalah Bagdad dihancurkan oleh Hulagu di
tahun 1258 M.
Perbedaan lain lagi antara kedua Dinasti ini ialah, kalau masa Bani
Umayyah merupakan masa ekspansi daerah kekuasaan Isla masa Bani
Abbas adalah masa pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan
peradaban Islam.
Di masa Bani Abbas inilah perhatian kepada ilmu pengetahuan dan
falsafat Yunani memuncak, terutama di zaman Harun Al-Rasyid dan Al-
Ma'mun. Buku-buku ilmu pengetahuan dan falsafat didatangkan dari
Bizantium dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kegiatan
penterjemahan buku-buku ini berjalan kira-kira satu abad.
Di antara cabangcabang
ilmu pengetahuan yang diutamakan dalam Bait Al Hikmah ialah
ilmu kedokter matematika, optika, geagrafia, fisika, astronomi dan sejarah
samping falsafat.
Di antara integrasi yang terjadi di zaman ini adalah integrasi dalam
bidang bahasa. Bahasa Al-Qur-an, yaitu hahasa Arab, dipakai di mana-
mana. Bahasa ini telah menggantikan bahasa Yunani dan bahasa Persia
sebagai bahasa administrasi. Bahasa Arab juga menjadi bahasa ilmu
pengetahuan, falsafat dan diplomasi.
Di masa ini pulalah buat pertama kalinya dalam sejarah terjadi
kontak antara Islam dengan kebudayaan Barat, atau tegasnya dengan
kebudayaan Yunani klasik yang terdapat di Mesir, Suria, Mesopotamia
dan Persia. Didorong oleh ayat-ayat Al-Qur-an yang menganjurkan
kepada umat Islam supaya menghargai kekuatan akal yang
dianugerahkan Allah s.w.t. kepada manusia dan didorong oleh ajaran Nabi
Muhammad s.a.w. supaya umat Islam senantiasa mencari ilmu
pengetahuan, kontak dengan kebudayaan Barat itu membawa masa yang
gilang-gemilang bagi Islam.
Dalam lapangan ilmu pengetahuan terkenal nama Al-.Fazari (abad
X) sebagai astronom Islam yang pertama kali menyusun Tolabe (alat yang
dahulu dipakai untuk mengukur tinggi bintangitang dan sebagainya). Al-
.Fargani, yang dikenal di Eropah dengan nama Al-.Fragnus, mengarang
ringkasan tentang ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.
Dalam optika Abu Ali Al-Hasan Ibnu AI-Haytham (abad X) yang
namanya di Eropakan menjadi Alhazen, terkenal sebagai orang yang
menentang pendapat bahwa mata yang mengirim cahaya pada benda
yang dilihat.
Pengaruh Islam yang terbesar terdapat dalam lapangan ilmu
kedokteran dan falsafat. Dalam ilmu kedokteran, Al-Razi yang di Eropa
dikenal dengan nama Rhazes.
Ibnu Sina (980 - 1037 M selain dari filosof adalah juga seorang
dokter yang mengarang satu ensiklopedia dalam ilmu kedokteran yang
terkenal dengan nama Al-Qanun Fi Al-Tib. Buku ini telah diterjemahkan
kedalam bahasa Latin, berpuluh Rusyd terkenal. Al-Farabi mengarang buku-buku dalam falsafat. logika
Bagi Eropa Ibn Sina dengan tafsiran yang dikarangnya tentang falsafat
Aristoteles lebih masyhur daripada Al-.Farabi. Tetapi di antara semuanya,
Ibn AI-Rusyd atau Averroeslah yang banyak berpengaruh di Eropa dalam
bidang falsafat, sehingga di sana terdapat aliran yang disebut Averroisme.
Di periode ini pulalah ilmu-ilmu yang bersangkutan dengan
keagamaan dalam Islam disusun. Dalam lapangan penyusunan hadishadis
Nabi menjadi buku, terkenal nama Muslim dan Bukhari (abad IX);
dalam lapangan fiqh atau hukum Islam nama-nama Malik Ibn Anas, Al-
Syafi'i, Abu Hanifah dan Ahmad Ibn Hanbal cukup dikenal (abad VIII dan
IX), dalam bidang tafsir, Al-Tabari (839 - 923 M).
2. Masa Disintegrasi : 1000 - 1250 M.
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada
akhir zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbas
terutama setelah Khalifah-khalifah menjadi boneka dalam tangan tentara
pengawal. Di Mesir Ahmad Ibn Tulun melepaskan diri dari kekuasaan
Bagdad di tahun 868 M. Dinasti ini berkuasa di Mesir sampai tahun 905 M.
Di tahun 877 M Ibn Tulun dapat meluaskan daerah kekuasaannya sampai
ke Suria.Setelah jatuhnya Dinasti Ibn Tulun, Mesir untuk beberapa tahun kembali
ke bawah kekuasaan Khalifah Bagdad tetapi di tahun 935 M dikuasai lagi
oleh dinasti lain, yaitu Dinasti Ikhsyid, untuk kemudian jatuh ketangan
khalifah Fatimiah di tahun 969 M.
Di sebelah Utara Mesir, Dinasti Hamdani merampas Suria ditahun
944 M dan mempertahankannya sampai tahun 1003 M.
Di sebelan Timur Bagdad Dinasti Tahiri berkuasa di Khurasan dari
tahun 820 M sampai tahun 872 M. Kemudian Dinasti ini digantikan oleh
Dinasti Saffari sampai tahun 908 M. Di Transoxania Dinasti Samani
melepaskan diri dari kekuasaan Bagdad di tahun 874 M. Dinasti ini
berurnur 125 tahun. Di tahun 999 M daerah-daerah yang merelCa kuasai
di sebelah Selatan Transoxania dirampas oleh Mahmud Ghazna, sedang
daerah-daerah yang di sebelah Utara jatuh ke tangan Ilek Khan dari
Turkistan. Mahmud Ghazna kemudian meluaskan daerah kekuasaannya
sampai ke India.
Sementara itu ada pula pemuka-pemuka Syi'ah yang dapat
nembentuk Dinasti yang menguasai daerah-daerah tertentu.
Kekuasaan Dinasti Buwaihi atas Bagdad kemudian dirampas oleh
Dinasti Saljuk. Saljuk adalah seorang pemuka suku bangsa Turki yang
berasal dari Turkestan. Tughril Beg, seorang cucu dari valjuk dapat
memperluas daerah kekuasaan mereka sampai ke daerah-daerah yang
dikuasai Dinasti Buwaihi. Sultan-sultan yang kenamaan dari Dinasti ini di
samping Tughril adalah Alp Arselan 1063 - 1072 M) dan Maliksyah (1072 -
1092 M). Sultan Alp Arsein mengalahkan Bizantium dipertempuran
Manzikart di tahun 1071 M, dan semenjak itu sampai sekarang Asia Kecil
menjadi daerah Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbas tak dapat
berbuat apa-apa. Semua kekuasaan terletak ditangan sultan-sultan.
Khalifah dipertahankan hanya untuk memberikan asar hukum kepada
pemerintahan Dinasti yang sedang berkuasa. Menurut faham yang berlaku
pada waktu itu, Sultan yang tidak mendapat pengesahan dari Khalifah
tidak merupakan Sultan yang sah.
Kalau Dinasti-dinasti ini merupakan Dinasti kecil yang secara
nominal masih mengakui Khalifah-khalifah di Bagdad sebagai kepala
mereka, di Mesir terdapat Dinasti Fatimiah yang mengambil bentuk
khilafah aliran Syi'ah dan yang menjadi saingan bagi khilafah aliran
Sunnah di Bagdad. Khilafah Fatimiah pada mulanya dibentuk oleh
Ubaidullah di Tunis di tahun 909 M. Kalau di Bagdad terdapat Bait
Al-Hikmah serta Madrasah Nizamiah dan di Cairo terdapat Al-Azhar serta
Dar Al-Hikmah, di Cordova terdapat Universitas Cordova sebagai pusat
ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Abd Al-Rahman III (929 M - 961 M).
Dalam pada itu di Periode ini pulalah terjadi Perang Salib di
Palestina. Dengan jatuhnya Asia Kecil ke tangan Dinasti Saljuk, jalan naik
ke Palestina bagi umat Kristen Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka
jalan itu kembali Paus Urban II berseru kepada umat Kristen Eropa di
tahun 1095 M supaya mengadakan perang suci terhadap Islam. Perang
Salib Pertama terjadi antara tahun 1096 M dan 1099M, Perang Salib
Kedua antara tahun 1147 M dan 1149 M yang diikuti lagi oleh beberapa
Perang Salib lainnya, tetapi tidak berhasil dalam merebut Palestina dari
kekuasaan Islam. Di abad keduapuluh inilah baru Palestina jatuh ketangan
Inggeris sesudah kalahnya Turki dalam Perang Dunia Pertama.
Penyiaran Islam ke daerah-daerah Sahara di Afrika dilakukan oleh
Kaum Murabit yang menguasai Marokko dan Andalusia. Kerajaan Zanj di
Ghana mereka kalahkan dipertengahan kedua dari abad .ke XI M.
II. Periode Pertengahan : 1250 - 1800 M.
Periode ini dapat pula dibagi ke dalam dua masa, Masa Kemunduran
I dan Masa Tiga Kerajaan Besar.
1. Masa Kemunduran I : 1250 - 1500 M.
Di zaman ini Jengiskhan dan keturunannya datang membawa
penghancuran ke dunia Islam. Jengiskhan berasal dari Mongolia. Setelah
menduduki Peking di tahun 1212 M, ia mengalihkan seranganserangannya
ke arah Barat.Serangan ke Bagdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Khurasan
di Persia terlebih dahulu ia kalahkan dan baru Hasysyasyin di
Alamut ia hancurkan. Pada permulaan tahun 1258 M ia sampai ke tepi
kota Bagdad. Perintah untuk menyerah ditolak oleh Khalifah Al-1Vlusta'sim
dan kota Bagdad dikepung. Akhirnya pada 10 Pebruari 1258 M benteng
kota ini dapat ditembus dan Bagdad dihancurkan.
Di India juga persaingan dan peperangan untuk merebut kekuasaan
selalu terjadi sehingga India senantiasa menghadapi perobahan
penguasa. India kemudian jatuh ke tangan Qutbuddin Aybak, yang selanjutnya menjadi
pendiri Dinas Mamluk India (1206 - 1290 M), kemudian ke tangan Dinas
Khalji (1296 - 1316 M), selanjutnya Dinasti Tughluq (1320 - 141 M) dan
Dinasti-dinasti lain, sehingga Babur datang di permulaa abad XVI dan
membentuk Kerajaan Mughal di India.
Di Spanyol sementara itu timbul peperangan antara Dinasi dinasti
Islam yang ada di sana dengan Raja-raja Kristen. Di dalam peperangan itu
Raja-raja Kristen dapat memakai politik adu-domba antara Dinasti-dinasti
Islam tersebut. Sebaliknya Raja-raja Kristen mengadakan persatuan
sehingga satu demi satu Dinasti-dinasti Islam dapat dikalahkan. Cordova
jatuh di tahun 1238 M. Seville di tahun 1248 M, dan akhirnya Granada
jatuh di tahun 1491 N1. Orang-orang Islam dihadapkan pada dua pilihan,
masuk Kristen atau keluar dari Spanyol. Di tahun 1609 M boleh dikatakan
tidak ada lagi orang Islam di Spanyol. Umumnya mereka pindah ke kotakota
di pantai Utara Afrika.
Turki yang menetap di Asia Kecil. Usman dan anak buahnya pada
mulanya mengadakan serangan-serangan terhadap Kerajaan Bizantium di
Asia Kecil. Sebelum meninggal di tahun 1326 M, Bursa telah dapat
dikuasainya. Serangan-serangan diteruskan oleh anaknya Orkhan I (1326
- 1357 M) sampai ke bahagian Timur dari benua Eropa. Benteng Tzimpe
dan Gallipoli jatuh ke tangannya. Sultan Murad I (1359 - 1389 M)
menaklukkan Adrianopel di tahun 1365 M. Kota ini kemudian dijadikan ibu
kota.
2. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500 - 1800 M).
Masa ini dapat pula dibagi ke dalam dua fase, Fase Kemajuan dan
Fase Kemunduran.
a. Fase Kemajuan (1500 - 1700 M).
Fase Kemajuan ini merupakan Kemajuan Islam II. Tiga Kerajaan
Besar yang dimaksud adalah Kerajaan Usmani di Turki. Kerajaan Safawi
di Persia dan Kerajaan Mughal di India.
Sultan Muhammad Al-Fatih (1451 - 1481 M) dari Kerajaat Usmani
mengalahkan Kerajaan Bizantium dengan menduduk Istambul di tahun
1453 M.Sementara itu di Persia muncul satu Dinasti baru yang kemudian
merupakan suatu Kerajaan Besar di dunia Islam. Dinasti in berasal dari
seorang sufi Syeikh Ishak Safiuddin (1252 - 1334 M) dari Ardabil di
Azarbaijan. Syeikh Safiuddin beraliran Syi'ah dal mempunyai pengaruh
besar di daerah itu. Cucunya Syeikh Ismai Safawi dapat mengalahkan
Dinasti-dinasti lain terutama kedua Suki bangsa Turki Kambing Putih dan
Kambing Hitam, sehingga akhirnya Dinasti Safawi dapat menguasai
seluruh daerah Persia.
Di antara Sultan-sultan besar dari Kerajaan Safawi selain dari Syah
Ismail (1500 - 1524 M), terdapat nama-nama Syah Tahmasp 524 - 1576
M), dan Syah Abbas (1557 - 1629 M). Sesudah Syah Abbas, raja-raja
Safawi tidak ada yang kuat Iagi dan akhirnya dapat dijatuhkan oleh Nadir
Syah (1736 - 1747 M), kepala dari salah satu suku bangsa Turki yang
terdapat di Persia di ketika itu.
emajuan Islam II ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam
lapangan politik dan jauh lebih kecil dari Kemajuan Islam I, Dalam pada itu
Barat mulai bangkit terutama dengan terbukanya jalan ke pusat rempahrempah
dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh, melalui Afrika Selatan
dan dijumpainya Amerika oleh Colombus di tahun 1492 M.
b. Fase Kemunduran II, (1700 - 1800 M).
Sesudah Sulaiman Al-Qanuni, Kerajaan Usmani tidak lagi
mempunyai Sultan-sultan yang kenamaan. Kerajaan ini mulai memasuki
fase kemundurannya di abad ke XVII M. Di dalam negeri timbul
pemberontakan-pemberontakan. Jenissary, nama yang diberikan
kepada tentara Usmani juga berontak. Sultan-sultan berada di bawah
kekuasaan Harem. Dalam pada itu di Eropah mulai pula timbul negaranegara
yang kuat, sedang Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula
berobah menjadi negara yang maju. Dalam peperangan dengan negaranegara
ini Kerajaan Usmani nengalami kekalahan-kekalahan dan
daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Umpamanya
Yunania memperoleh kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan
Rumania lepas di tahun 1856. Yang lain-lain mengikuti, sehingga akhirnya
sesudah Perang Dunia I daerah Kerajaan Usmani yang demikian luas
dahulu hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil dari daratan Eropa
Timur. Kerajaan Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul Republik
Turki di tahun 1924 M.
Di Persia, Kerajaan Safawi mendapat serangan dari Raja Afghan
yang berlainan dengan Syah-syah Safawi, menganut faham Sunni. Mir
Muhammad dapat menguasai Asfahan di tahun 1722 M. Tetapi dalam
pada itu Nadir Syah seorang Jendral, atas nama Syah Tahmasp II dapat
merampas ibu kota itu kembali di tahun 1730 M. Kemudian ia sendiri yang
menjadi Syah di Persia. Tapi di tahun 1750 M, Karim Khan dari Dinasti
Zand dapat merampas kekuasaan di seluruh Persia, kecuali daerah
Khurasan. Kekuasaan Dinasti Zand ditentang oleh Dinasti Qajar dan
akhirnya Agha Muhammad dapat mengalahkan Dinasti Zand di tahun
1794 M. Semenjak itu sampai tahun 1925 M, Persia diperintah oleh Dinasti
Qajar.
III. Periode Modern : 1800 M.
Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi
Napoleon di Mesir yang berakhir di tahun 1801 M, membuka mata dunia
Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan lemahan umat
Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan pemukapemuka
Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan
balance of power, yang telah pincang dan membahayakan Islam bagi itu.
Kontak Islam dengan Barat sekarang berlainan sekali dengan kontak
Islam dengan Barat di Periode Klasik. Pada waktu itu Islam sedang
menaik dan Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam
sedang dalam kegelapan dan Barat sedang menaik. Kini Islam yang ingin
belajar dari Barat.
Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran
pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam
mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat umat
Islam maju kembali sebagai di Periode Klasik. Usaha-usaha ke arah
itupun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam. Tetapi dalam pada itu
Barat juga bertambah maju.

Tidak ada komentar: